-->

Friday 23 May 2014

Enjoy Saja, Jika Kamu Suka Ngeblog

Ngeblog itu pekerjaan sederhana.

Kamu hanya perlu duduk, menulis lalu posting karya tulis yang baru saja ditulis.

Kamu hanya perlu duduk. Lalu, aktifkan koneksi internet, login dan posting gagasan atau kisahmu.

Ngeblog juga hal sederhana yang tidak harus dibuat ribet, apalagi sampai menyita waktu berharga kamu.

Enjoy, nikmati prosesnya !

Saat kamu memutuskan untuk menulis, sebenarnya kamu mengusahakan dirimu untuk rajin-rajin update informasi, mengumpulkan bahan, dan membuat outline.

Lalu, tulislah ! 

Sunday 18 May 2014

Ngeblog seperti Makan Coklat



Hasrat semata tanpa ada tindakan hanya akan membiakkan penyakit
Penyiar inggris, Wiliam Blake (1757-1827)

Ungkapan itu sangat menarik sekali kepada saya. Saya mendapatkannya di buku Creative Writing karya A.S Laksana di bab “Anda hanya perlu action, itu saja !”
 Saya kira itu anjuran, nasehat dan saran yang jitu. Seorang blogger, sejatinya memang hanya tinggal action lalu menuliskan konten bermanfaat dan menarik lalu dibagikan kepada orang lain, yakni pembaca blognya. Saya seringkali menjumpai orang dengan impian muluk-muluk tapi sampai hari ini, hanya sekadar impian yang tersusun dengan rapi tapi sampai saat ini juga tidak kunjung ada realisasi agar impian itu bisa terwujud dengan baik.
Ketika kita sudah berusaha agar impian itu bisa tercapai maka langkah berikutnya adalah merencakan agar kita menjadi blogger yang sukses dan terukur. Raditya Dika adalah blogger yang keren dan tentu tulisan-tulisannya disukai banyak orang. Para pembacanya seringkali tertawa dengan tulisan radit dengan gaya berguyon dan suka mengolok-ngolok dirinya sendiri. dia penulis blog dengan gaya komedian. Juga ada Medhy Aginta Hidayat, pemilik blogguebu.com salah satu blogger di tanah air yang blognya menjadi rujukan blogger for money. Blog tersebut memiliki konten yang hamper sama dengan blogger Darren Rowse, salah satu blogger kelas dunia. Sama-sama blogger for money.
Maka tidak salah kemudian jika di kelas-kelas tentang pembelajaran seputar blogging. Dosen saya yang juga seorang blogger seringkali memberikan nasehat bahwa keberhasilan seorang blogger memang harus terukur. Dia ingin dikenal sebagai blogger yang seperti apa?
Anggap saja jika dia ingin menjadi blogger yang keren. Maka dia seharusnya mengukur keren yang seperti apa? Mungkin saja, dia keren karena pengunjung blog-nya kurang lebih seribu orang setiap hari, penghasilannya dari kegiatan blogging membuatnya menjadi sejahtera atau dia seringkali memenangi lomba-lomba kepenulisan blog dan mungkin juga dia mampu menghasilkan buku dari aktivitasnya ngeblog.
Bagi saya sendiri, sepertinya saya senang juga dengan prestasi  blogger yang semacam itu. tapi saya tidak selalu menulis kontens di blog untuk tujuan komersial ataupun obsesi tertentu. Bagi saya menulis di blog itu hanya sebagai sharing pengalaman, opini dan cerita kepada pembaca blog saya sendiri. begitulah.
Lalu kenapa saya senang menjadi seorang blogger?
Sekilas saya harus kembali ke catatan saya pada tahun-tahun pertama saya ngeblog dan bergabung dengan komunitas blogger. Saya pernah dipinjamkan buku karya Haris Maulana. Buku berjudul Rejeki Nomplok dari Kontes Blog dan kini buku itu benar2 memberikan peta dalam perjalanan saya belajar untuk rajin ngeblog.
Buku mini itu menawarkan banyak petunjuk kepada saya. Ya, sebuah petunjuk-petunjuk seputar aktivitas blogging yang bisa menguntungkan. Tentu, saya senang membaca petunjuk itu. Saya merasa tidak rugi bahkan boleh jadi saya menjadi beruntung. Dosen saya saja, dengan kegiatan blogging bisa menghasilkan uang serta buku yang kini bisa jadi rujukan bagi para pelaku blogging for money dan saya kira buku itu telah menjadi jembatan bagi saya sehingga saya menjadi suka ngeblog.
Saya mungkin akan menawarkan ide-ide sederhana mengapa kita perlu ngeblog dan efek kegiatan ngeblog itu sendiri bagi masa depan kita nanti.
Sekarang ini, banyak pelatihan-pelatihan tentang kegiatan ngeblog disemarakkan bagi para guru ataupun mahasiswa sebagai bentuk agar siswa tersebut suka menulis dan akhirnya kegiatan tersebut menjadi kegiatan positif.
Seorang blogger bisa melakukan improvisasi dengan berbagai jenis model tulisan di blognya. Dia bisa bebas berekpresi dan tentu ekspresi yang tetap bisa dipertanggung jawabkan. Tulisan yang masih bernilai dan mampu menggugah pembacanya.

Just Do It ....
Saya menyukai ungkapan itu. Itu anjuran bahwa seorang blogger sebenarnya hanya diperlukan aksi nyata dalam hal menulis. Jika dia mengaku blogger maka sejatinya dia rutin menuliskan konten positif bagi pembaca blognya. Dia harus rutin berbagi saran dan nasehat agar blognya bisa menjadi semacam pemberi inspirasi bagi pembaca blognya.
Saya memang sedikit lebih berkeyakinan sama dengan orang-orang sebelum saya bahwa memperjuangkan sesuatu memang terasa sulit bahkan juga boleh dibilang sebagai tindakan yang kurang begitu menyenangkan.  tapi justru dengan memperjuangkan itu, mereka akhirnya akan terbiasa untuk memperjuangkan segala sesuatu sebagai kerja dalam kehidupannya.  Selebihnya, seorang blogger tinggal merencanakan konten apa saja yang menarik dan bisa dia kerjakan dan setelah itu dia tinggal mengerjakannya. Just do it !
Ngeblog seperti Makan Coklat
Mungkin tidaklah berlebihan kalau ngeblog itu seperti makan coklat. Beberapa orang suka makan coklat karena coklat seperti makanan yang penuh sisi romantisme. Coklat juga bisa menjadi lambang bagi hubungan yang harmonis. Bahkan awal-awal saya belajar ngeblog maka saya mendapatkan kesempatan untuk mengikuti acara keren “Bloggilicious de Surabaya” yaitu kegiatan seputar blogging yang diadakan oleh idblognetwork). Dan di sana, saya mendapatkan banyak materi tentang branding, konten positif dan langkah-langkah unik mengenai aktivitas blogging yang disampaikan oleh beberapa blogger keren di Jawa Timur bahkan Nasional.
sehabis kegiatan itu, saya seolah merasakan sesuatu yang sangat berharga yaitu menjadikan ngeblog sebagai salah satu jenis kegiatan yang sama enaknya dengan saya memakan coklat.
Kalau kita sudah mendapatkan materi seputar blogging maka langkah selanjutnya kita hanya tinggal action yaitu menulis sebanyak mungkin kontens positif yang berkualitas sehingga mampu mengajak ribuan pembaca sebagai pengunjung blog kita tersebut. Jika demikian, maka kegiatan ngeblog akan terasa seperti memakan coklat di dalam kegiatan kita sehari-hari. 
Jadi saya hanya akan menambahkan bahwa jika kita ngeblog lalu kita tidak bisa menikmati kegiatan blogging tersebut seperti kita memakan coklat maka kita seharusnya wajib bertanya. Jangan-jangan kita belum mampu menikmati kelesatan ngeblog sebagai sarana mendapatkan keberuntungan sebanyak-banyaknya di dalam kehidupan kita sehari-hari.
Jadi, ngeblog jika dianggap sebagai kegiatan serasa makan coklat maka kita akan terus merasa ketagihan untuk terus melakukan kegiatan ngeblog. Saya hanya punya berbagai saran bahwa cerita-cerita keberhasilan para blogger yang tidak saya ceritakan di dalam tulisan ini tidak lain karena mereka menjadikan kegiatan ngeblog sebagai kegiatan yang paling menyenangkan dan bahkan menggairahkan dalam kegiatan sehari-hari. Mereka tidak banyak konsep dan planning tapi mereka adalah tipekal just do it dan hasilnya mereka kini menjadi blogger keren.

Salam,
Fendi Chovi, Blogger

Monday 28 April 2014

Surat Sederhana Buat Kamu

Saya akhirnya sedikit bisa merasakan arti bahwa melupakan orang yang sudah kita cintai dengan sepenuh hati itu sulit. Sangat  sulit bahkan kadang sangatlah kejam dengan membiarkan diri kita melewati sepi yang menyakitkan, berhari-hari bahkan berbulan-bulan. 

Gadis manis yang saya sukai dan saya untuk saat ini cintai tanpa alasan yang jelas meninggalkan saya dalam kesendirian bahkan boleh juga dalam keputusasaan. Tapi, kayaknya berlebihan kalau saya dalam keputusaan. Saya sampai sekarang tetap belajar bahwa cinta bisa membuat saya menjadi lebih terhormat dan lebih belajar menjadi rlelaki penyayang.

Mungkin saya perlu kembali ke cerita lima bulan yang lalu, terutama ketika saya dalam suasana sedang senang berdiskusi tentang apa saja. Suatu hari saya pernah bilang kepada senior betapa berharga sekali ketika kita bisa mencintai seseorang dan orang itu juga mencintai kita. Setidaknya, ada keseimbangan antara mencintai dan dicintai. 
 
Setelah saya membaca kisah-kisah orang sukses karena cinta, akhirnya saya memutuskan untuk mencintai. Saya tahu mencintai adalah tangga tertinggi dari sekadar suka dan menyanyangi.

Senior saya itu tidak setuju, dia bilang, “orang yang wajib kamu cintai hanyalah istri kamu.” Saya setuju dengan kata-kata itu. Tapi  saya juga tahu setuju bukan berarti kita tidak memiliki kebebasan untuk mencoba cara lain. Suatu cara yang mungkin jadi pelajaran dan pengalaman bagi saya sendiri melewati hari-hari yang pernah ada di dalam kehidupan saya ini.

Saya pun belajar mencintai secara diam-diam dan kemudian mengatakan bahwa saya mencintainya, mengatakan sesuatu yang bukan pada saatnya adalah sesuatu yang kadang tidak terhormat. Karena ujiannya, begitu komplek bahkan boleh terbilang rumit. Ada banyak tangga ujian  di sana, salah satunya adalah pelajaran bahwa kita selalu bisa setia dan bisa ada di sisi orang itu. Apalagi, jika urusannya adalah nasib dan pertarungan keluarga. Itu sangat besar sekali sebagai penentu masa depan kita.

Jika suatu hari, cinta yang sudah diungkapkan itu gagal pada pelaminan. Saya juga tidak akan sakit hati. Karena mungkin ketika saya terlahir, tuhan menulis nama lain yang cocok bagi saya. Tapi hingga kini, saya juga belum bertemu dengan orang yang akan tuhan persiapkan buat saya. Adakah orang itu adalah gadis itu atau orang lain yang masih tinggal di sebuah tempat yang belum saya kunjungi.

Saya hanya ingin mengatakan kepada diri sendiri, selama saya mampu, saya akan memperjuangkan gadis yang saya cintai. Saya akan memperjuangkan sebagaimana saya memperjuangkan hak-hak saya sebagai manusia.
Tapi, kadang kita harus sadar ketika kita memperjuangkan sesuatu dan sesuatu yang kita perjuangkan tidak berpihak kepada diri kita. Kita akan runtuh dengan diri kita sendiri. Tapi di situlah, sebenarnya tuhan mengajarkan kepada hambanya, bahkan perjuangan adalah untuk melahirkan yang bisa melahirkan petarung yang bisa membalikkan keadaan. Begitulah.

Status ini, saya tulis karena hari ini, saya sudah akan berlayar ke dalam mimpi-mimpi terbesar saya dalam hidup ini. Mungkin saya akan bahagia jika gadis manis itu memeluk hati dan impian saya. Berdua mengejar impian sampai puncak keberhasilan.

Tapi jika pun, nanti nasib berkata lain, mungkin, saya akan tetap berlayar dan mungkin di pulau seberang sana. Saya ditunggu seseorang. Alhamdulillah, pelajaran hidup saya bulan-bulan ini begitu berharga sekali.
Saya hanya ingin terus belajar, bahkan keputusan atau perjuangan akan selalu sampai pada titik happy ending atau bad ending. Saya menghargai semua keputusan allah untuk semua ini. Hanya saja, saya harus ingat bahwa di dunia ini banyak cara yang tuhan berikan agar kita menjadi hamba yang rajin belajar kepada apa-apa yang diciptakannya.

Friday 25 April 2014

3 Hal yang Perlu diingat oleh Seorang Calon Penulis



Baru-baru ini, saya seringkali membaca status A. S Laksana dan juga status para pemujanya. Saya kira ini juga penting saya sampaikan di sini, di blog pribadi saya ini.

Urusan tulis menulis memang sangat menarik jika kita sharing dengan beliau. Segala jenis kegelisahan mengenai tulis menulis, selalu tepat jika kita ajak beliau untuk memberikan motivasi atau saran. Tentu ini berlaku bagi orang-orang yang serius untuk belajar menjadi penulis yang baik. Sudah ada beberapa murid A.S Laksana yang sukses menjadi penulis. Sukses menerbitkan buku-buku mereka, dan celakanya selalu laris di pasaran.

Saya pikir, saya juga pemuja beliau. Memuja keliaian jemari beliau merangkai kalimat. Mungkin karena bahasa inggris saya masih terlalu kurang baik, saya hanya bisa mengakses tulisan-tulisan bahasa Indonesia. Itulah kenapa saya juga perlu mencari penulis yang baik, penulis yang jernih menyampaikan gagasannya dengan kalimat-kalimat yang bikin ketagihan untuk terus membaca secara keseluruhan isi tulisan yang ditulisnya.

Baiklah, saya tulis saja ke tiga syarat tersebut. Ini syarat yang saya temukan di Twitter A.S Laksana

1-      Banyak yg ingin menjadi penulis, namun tidak banyak yang ingin menjadi pembaca.
Dalam urusan tulis menulis, setiap calon penulis harus memperbanyak porsi bacaannya. Jika ia mahir dalam beragam jenis bahasa itu bisa jadi nilai plus untuk menambah keluasan ilmunya. Pembaca yang baik, akan selalu memilih buku-buku terbaik. Buku-buku yang menyajikan jenis pemikiran maha dasyat, menggugah dan nantinya kita termotivasi untuk menjadi penulis yang baik pula.
Jika kita hanya suka menulis dan tidak rajin membaca maka ujung-ujungnya tulisan kita hanya berputar di dalam satu arena yang mungkin itu sudah menjadi topic tidak menarik bagi pembaca. Bacalah. Dan jika anda suka mengaminkan untuk membaca, maka pilihlah bacaan yang berkualitas karena bacaan remeh temeh hanya akan jadi makanan yang tidak bergizi bahkan bisa saja mengandung penyakit membahayakan.

2-      Tidak pernah mempelajari apa saja unsur-unsur yang membuat tulisan menjadi bagus.
Bagaimana tulisan yang baik. Itu juga terlihat dari struktur kalimatnya dan ide-ide yang disampaikannya. Ide yang baik tapi ditulis dengan cara semrawut maka ia ibarat makanan yang baru dimasak tetapi akhirnya ia tidak mampu menyajikan keenakan, kelezatan ataupun apapun itu yang bisa bikin kita tertarik untuk menikmati lebih lanjut. 

3-      Tidak tahu seperti apa tulisan yang bagus.
Setiap penulis yang baik, selalu menyajikan cerita yang baik pula. Seorang pembaca yang rakus, sangatlah berbahaya jika kemudian dia tidak tahu cara memilih buku yang baik, yang mampu menciptakan kebaikan bagi otak dan pemikirannya. Tentu kita tidak memilih sampah untuk makanan kita sehari-hari. Tapi ini bisa berlaku jika kita tidak selektif memilih bahan bacaan.
Jadi, jika kita ingin menulis sesuatu yang baik, maka cari tahu tulisan yang baik itu seperti apa, letak-letak kekuatan ataupun kelemahan dari sebuah tulisan. Dengan cara mencari tahu tentang hal tersebut, maka kita akan menjadi lebih mampu dan bisa membedakan mana jenis tulisan yang baik dan mana pula jenis tulisan yang tidak baik. Dengan demikian, kita pada akhirnya akan mampu membaca buku-buku berkualitas.

Fendi Chovi, blogger