-->

Thursday 24 April 2014

Raditya Dika, Buku dan Komedian

Kadang saya tersenyum sendiri dan kadang juga hendak sambil mau tertawa, ketika membaca buku Raditya Dika, “Apa yang menarik dari bukunya Raditya Dika?
Pertanyaan dan pikiran semacam itu muncul dan kemudian membangkitkan semangat untuk membaca buku yang sudah ditulisnya. Saya membaca satu buku karya dia berjudul kambing jantan : sebuah catatan harian pelajar bodoh.
Raditya Dika sendiri dikenal sebagai komedian, dan namanya sudah tidak asing di jagad stand up comedy. Buku itu saya waktu saya semester 2 ketika masih kuliah. Buku yang merupakan kisah-kisah lucu penulisnya sendiri, yang ditulis di blognya dengan nama yang sama kambingjantan.com dan kemudian blog itu memenangkan Best Indonesian Blog Award 2003 memiliki beberapa sisi kelebihan. Lalu apa kelebihan dari buku ini?
Buku yang diterbitkan oleh gagas media tahun 2005 ini menyuguhkan  sebuah catatan yang bukan saja membuat pembaca tertawa dan juga senyum-senyum sendiri karena sentuhan humor dari penulisnya. Raditya Dika menulis dengan bahasa gaul dan sedikit tidak formal. Tapi pembaca pun bisa menikmati kalimat-kalimat simple dan sedikit enak dibaca ini. saya langsung kutip saja kalimat-kalimat tidak formal tapi buku itu menyuguhkan buat kita sebuah kisah yang bikin kita tertawa :

“Tapi yang paling parah sih waktu itu pas memelihara anak ayam, waktu itu adik gw ga sengaja nginjek tuh anak ayam pas lagi jalan, alhasil ususnya mencret gitu dari pantatnya, hihihi … udah gitu sempet masih idup pula, karena gua baik hati tidak sombong serta berbakti kepada nusa dan bangsa (kalau mau muntah ya udah muntah saja … gw udah duluan kok gua akhirnya bawa tuh anak ayam yang sekarat ke rumah ke taman rumah gua, berbekal sebatang lidi, gua mencoba masukin kembali usus ayam yang tidak berdosa itu balik ke pantatnya …. Ini ada dialog singkat yang gw sempat ingat antara gw  dan anak ayam itu …
Gw : *memandang anak ayam yang tidak berdosa
Anak ayam yang tidak berdosa (AATB) : Ciap …
Gw : “menyiapkan lidi
AATB : *Ciap?
Gw : masukin ususnya  ke pantat lewat lidi*
AATB ; CIAAAPPPP …
Setelah hampir satu jam waktu operasi ….. akhirnya berhasi ….. usus kembali lagi dengan sukses !!!! tapi tuhan berkehendak lain …. Ayam tak berdosa itu mati beberapa jam kemudian ….. pergilah engkau anak ayam …. Rest in peace …. *sight*

Itu jenis tulisan yang mungkin keluar dari tata bahasa formal. Raditya Dika menyampaikan kalimat seolah-olah ia sedang berbicara dan membahasan itu kedalam tulisan. Tapi justru dengan itulah, nilai keunikan, dan pembaca bisa lebih dimudahkan membaca cerita-ceritanya.
Raditya Dika seperti bermain-main dalam ranah cerita tapi dengan bahasa gaul remaja masa kini dan itu lalu dibahasakan ke dalam tulisan dengan cara yang sama. Saya melihat dari awal sampai halaman terakhir bahasa Raditya Dika seperti itu. Saya kira ada beberapa pelajaran yang bisa disampaikan tentang buku itu.
Jika mau menceritakan sesuatu, tapi kita tidak benar-benar bisa menyampaikan dengan tulisan formal dan serius. Maka tulislah apa-apa yang ada di kepala anda, seolah-olah engkau berbicara dan berbagi kisah hidup kepada teman dekat. Tulis sebisa mungkin kamu bisa menulis. Tulis sampai kamu benar-benar mampu mengeluarkan semua cerita-cerita kamu selama di dunia ini.
Kita hanya tinggal tekun dan terus meningkatkan mutu tulisan kita di tahun-tahun berikutnya. Saya kira jika kamu tidak mampu menulis serius, maka belilah buku ini setidaknya ini nanti jadi pelajaran menulis dengan menggunakan blog. Pembaca pasti senang dan tertawa dengan membaca buku tersebut karena secara nalar, saya menemukan ia menyampaikan seolah-olah ia sedang berstand up comedy dalam catatan hariannya itu yang kini sudah diterbitkan menjadi buku laris di pasaran. Bahasa yang digunakan penulisnya adalah bahasa gaul yang kebanyakan diminati para remaja.
Jadi, jika kita seringkali kesulitan membaca buku yang kadang bikin kening kita berkerut, maka buku ini cocok buat kamu baca. Selamat mencoba !

Fendi Chovi, blogger

Dika, Raditya. 2005. Kambing Jantan : sebuah catatan pelajar bodoh”. Gagas Media : Jakarta.


No comments:

Post a Comment