Saya akhirnya sedikit bisa merasakan arti bahwa melupakan
orang yang sudah kita cintai dengan sepenuh hati itu sulit. Sangat sulit bahkan kadang sangatlah kejam dengan
membiarkan diri kita melewati sepi yang menyakitkan, berhari-hari bahkan
berbulan-bulan.
Gadis manis yang saya sukai dan saya untuk saat ini cintai tanpa alasan yang jelas meninggalkan saya dalam kesendirian bahkan boleh juga dalam keputusasaan. Tapi, kayaknya berlebihan kalau saya dalam keputusaan. Saya sampai sekarang tetap belajar bahwa cinta bisa membuat saya menjadi lebih terhormat dan lebih belajar menjadi rlelaki penyayang.
Mungkin saya perlu kembali ke cerita lima bulan yang lalu, terutama ketika saya dalam suasana sedang senang berdiskusi tentang apa saja. Suatu hari saya pernah
bilang kepada senior betapa berharga sekali ketika kita bisa mencintai
seseorang dan orang itu juga mencintai kita. Setidaknya, ada keseimbangan
antara mencintai dan dicintai.
Setelah saya membaca
kisah-kisah orang sukses karena cinta, akhirnya saya memutuskan untuk
mencintai. Saya tahu mencintai adalah tangga tertinggi dari sekadar suka dan
menyanyangi.
Senior saya itu tidak
setuju, dia bilang, “orang yang wajib kamu cintai hanyalah istri kamu.” Saya setuju
dengan kata-kata itu. Tapi saya juga
tahu setuju bukan berarti kita tidak memiliki kebebasan untuk mencoba cara
lain. Suatu cara yang mungkin jadi pelajaran dan pengalaman bagi saya sendiri
melewati hari-hari yang pernah ada di dalam kehidupan saya ini.
Saya pun belajar
mencintai secara diam-diam dan kemudian mengatakan bahwa saya mencintainya,
mengatakan sesuatu yang bukan pada saatnya adalah sesuatu yang kadang tidak
terhormat. Karena ujiannya, begitu komplek bahkan boleh terbilang rumit. Ada banyak
tangga ujian di sana, salah satunya
adalah pelajaran bahwa kita selalu bisa setia dan bisa ada di sisi orang itu. Apalagi,
jika urusannya adalah nasib dan pertarungan keluarga. Itu sangat besar sekali
sebagai penentu masa depan kita.
Jika suatu hari, cinta
yang sudah diungkapkan itu gagal pada pelaminan. Saya juga tidak akan sakit
hati. Karena mungkin ketika saya terlahir, tuhan menulis nama lain yang cocok
bagi saya. Tapi hingga kini, saya juga belum bertemu dengan orang yang akan
tuhan persiapkan buat saya. Adakah orang itu adalah gadis itu atau orang lain
yang masih tinggal di sebuah tempat yang belum saya kunjungi.
Saya hanya ingin
mengatakan kepada diri sendiri, selama saya mampu, saya akan memperjuangkan
gadis yang saya cintai. Saya akan memperjuangkan sebagaimana saya
memperjuangkan hak-hak saya sebagai manusia.
Tapi, kadang kita harus
sadar ketika kita memperjuangkan sesuatu dan sesuatu yang kita perjuangkan
tidak berpihak kepada diri kita. Kita akan runtuh dengan diri kita sendiri. Tapi
di situlah, sebenarnya tuhan mengajarkan kepada hambanya, bahkan perjuangan
adalah untuk melahirkan yang bisa melahirkan petarung yang bisa membalikkan
keadaan. Begitulah.
Status ini, saya tulis
karena hari ini, saya sudah akan berlayar ke dalam mimpi-mimpi terbesar saya
dalam hidup ini. Mungkin saya akan bahagia jika gadis manis itu memeluk hati
dan impian saya. Berdua mengejar impian sampai puncak keberhasilan.
Tapi jika pun, nanti
nasib berkata lain, mungkin, saya akan tetap berlayar dan mungkin di pulau seberang
sana. Saya ditunggu seseorang. Alhamdulillah, pelajaran hidup saya bulan-bulan
ini begitu berharga sekali.
Saya hanya ingin terus
belajar, bahkan keputusan atau perjuangan akan selalu sampai pada titik happy
ending atau bad ending. Saya menghargai semua keputusan allah untuk semua ini. Hanya
saja, saya harus ingat bahwa di dunia ini banyak cara yang tuhan berikan agar
kita menjadi hamba yang rajin belajar kepada apa-apa yang diciptakannya.