-->

Monday, 28 April 2014

Surat Sederhana Buat Kamu

Saya akhirnya sedikit bisa merasakan arti bahwa melupakan orang yang sudah kita cintai dengan sepenuh hati itu sulit. Sangat  sulit bahkan kadang sangatlah kejam dengan membiarkan diri kita melewati sepi yang menyakitkan, berhari-hari bahkan berbulan-bulan. 

Gadis manis yang saya sukai dan saya untuk saat ini cintai tanpa alasan yang jelas meninggalkan saya dalam kesendirian bahkan boleh juga dalam keputusasaan. Tapi, kayaknya berlebihan kalau saya dalam keputusaan. Saya sampai sekarang tetap belajar bahwa cinta bisa membuat saya menjadi lebih terhormat dan lebih belajar menjadi rlelaki penyayang.

Mungkin saya perlu kembali ke cerita lima bulan yang lalu, terutama ketika saya dalam suasana sedang senang berdiskusi tentang apa saja. Suatu hari saya pernah bilang kepada senior betapa berharga sekali ketika kita bisa mencintai seseorang dan orang itu juga mencintai kita. Setidaknya, ada keseimbangan antara mencintai dan dicintai. 
 
Setelah saya membaca kisah-kisah orang sukses karena cinta, akhirnya saya memutuskan untuk mencintai. Saya tahu mencintai adalah tangga tertinggi dari sekadar suka dan menyanyangi.

Senior saya itu tidak setuju, dia bilang, “orang yang wajib kamu cintai hanyalah istri kamu.” Saya setuju dengan kata-kata itu. Tapi  saya juga tahu setuju bukan berarti kita tidak memiliki kebebasan untuk mencoba cara lain. Suatu cara yang mungkin jadi pelajaran dan pengalaman bagi saya sendiri melewati hari-hari yang pernah ada di dalam kehidupan saya ini.

Saya pun belajar mencintai secara diam-diam dan kemudian mengatakan bahwa saya mencintainya, mengatakan sesuatu yang bukan pada saatnya adalah sesuatu yang kadang tidak terhormat. Karena ujiannya, begitu komplek bahkan boleh terbilang rumit. Ada banyak tangga ujian  di sana, salah satunya adalah pelajaran bahwa kita selalu bisa setia dan bisa ada di sisi orang itu. Apalagi, jika urusannya adalah nasib dan pertarungan keluarga. Itu sangat besar sekali sebagai penentu masa depan kita.

Jika suatu hari, cinta yang sudah diungkapkan itu gagal pada pelaminan. Saya juga tidak akan sakit hati. Karena mungkin ketika saya terlahir, tuhan menulis nama lain yang cocok bagi saya. Tapi hingga kini, saya juga belum bertemu dengan orang yang akan tuhan persiapkan buat saya. Adakah orang itu adalah gadis itu atau orang lain yang masih tinggal di sebuah tempat yang belum saya kunjungi.

Saya hanya ingin mengatakan kepada diri sendiri, selama saya mampu, saya akan memperjuangkan gadis yang saya cintai. Saya akan memperjuangkan sebagaimana saya memperjuangkan hak-hak saya sebagai manusia.
Tapi, kadang kita harus sadar ketika kita memperjuangkan sesuatu dan sesuatu yang kita perjuangkan tidak berpihak kepada diri kita. Kita akan runtuh dengan diri kita sendiri. Tapi di situlah, sebenarnya tuhan mengajarkan kepada hambanya, bahkan perjuangan adalah untuk melahirkan yang bisa melahirkan petarung yang bisa membalikkan keadaan. Begitulah.

Status ini, saya tulis karena hari ini, saya sudah akan berlayar ke dalam mimpi-mimpi terbesar saya dalam hidup ini. Mungkin saya akan bahagia jika gadis manis itu memeluk hati dan impian saya. Berdua mengejar impian sampai puncak keberhasilan.

Tapi jika pun, nanti nasib berkata lain, mungkin, saya akan tetap berlayar dan mungkin di pulau seberang sana. Saya ditunggu seseorang. Alhamdulillah, pelajaran hidup saya bulan-bulan ini begitu berharga sekali.
Saya hanya ingin terus belajar, bahkan keputusan atau perjuangan akan selalu sampai pada titik happy ending atau bad ending. Saya menghargai semua keputusan allah untuk semua ini. Hanya saja, saya harus ingat bahwa di dunia ini banyak cara yang tuhan berikan agar kita menjadi hamba yang rajin belajar kepada apa-apa yang diciptakannya.

No comments:

Post a Comment