Kadang
saya tersenyum sendiri dan kadang juga hendak sambil mau tertawa, ketika
membaca buku Raditya Dika, “Apa yang menarik dari bukunya Raditya Dika?
Pertanyaan dan pikiran
semacam itu muncul dan kemudian membangkitkan semangat untuk membaca buku yang
sudah ditulisnya. Saya membaca satu buku karya dia berjudul kambing jantan : sebuah catatan harian
pelajar bodoh.
Raditya
Dika sendiri dikenal sebagai komedian, dan namanya sudah tidak asing di jagad
stand up comedy. Buku
itu saya waktu saya semester 2 ketika masih kuliah. Buku yang merupakan
kisah-kisah lucu penulisnya sendiri, yang ditulis di blognya dengan nama yang sama kambingjantan.com dan kemudian blog
itu memenangkan Best Indonesian Blog
Award 2003 memiliki beberapa sisi kelebihan. Lalu apa kelebihan dari buku
ini?
Buku
yang diterbitkan oleh gagas media tahun 2005 ini menyuguhkan sebuah catatan yang bukan saja membuat
pembaca tertawa dan juga senyum-senyum sendiri karena sentuhan humor dari
penulisnya. Raditya Dika menulis dengan bahasa gaul dan sedikit tidak formal.
Tapi pembaca pun bisa menikmati kalimat-kalimat simple dan sedikit enak dibaca
ini. saya langsung kutip saja kalimat-kalimat tidak formal tapi buku itu menyuguhkan buat kita sebuah kisah yang bikin kita tertawa :
“Tapi
yang paling parah sih waktu itu pas memelihara anak ayam, waktu itu adik gw ga
sengaja nginjek tuh anak ayam pas lagi jalan, alhasil ususnya mencret gitu dari
pantatnya, hihihi … udah gitu sempet masih idup pula, karena gua baik hati
tidak sombong serta berbakti kepada nusa dan bangsa (kalau mau muntah ya udah
muntah saja … gw udah duluan kok gua akhirnya bawa tuh anak ayam yang sekarat
ke rumah ke taman rumah gua, berbekal sebatang lidi, gua mencoba masukin
kembali usus ayam yang tidak berdosa itu balik ke pantatnya …. Ini ada dialog
singkat yang gw sempat ingat antara gw
dan anak ayam itu …
Gw
: *memandang anak ayam yang tidak berdosa
Anak
ayam yang tidak berdosa (AATB) : Ciap …
Gw
: “menyiapkan lidi
AATB
: *Ciap?
Gw
: masukin ususnya ke pantat lewat lidi*
AATB
; CIAAAPPPP …
Setelah
hampir satu jam waktu operasi ….. akhirnya berhasi ….. usus kembali lagi dengan
sukses !!!! tapi tuhan berkehendak lain …. Ayam tak berdosa itu mati beberapa
jam kemudian ….. pergilah engkau anak ayam …. Rest in peace …. *sight*
Itu
jenis tulisan yang mungkin keluar dari tata bahasa formal. Raditya Dika
menyampaikan kalimat seolah-olah ia sedang berbicara dan membahasan itu kedalam
tulisan. Tapi justru dengan itulah, nilai keunikan, dan pembaca bisa lebih
dimudahkan membaca cerita-ceritanya.
Raditya Dika seperti bermain-main dalam ranah cerita tapi dengan bahasa gaul remaja masa kini dan itu lalu dibahasakan ke dalam
tulisan dengan cara yang sama. Saya melihat dari awal sampai halaman terakhir
bahasa Raditya Dika seperti itu. Saya kira ada beberapa pelajaran yang bisa
disampaikan tentang buku itu.
Jika
mau menceritakan sesuatu, tapi kita tidak benar-benar bisa menyampaikan dengan
tulisan formal dan serius. Maka tulislah apa-apa yang ada di kepala anda, seolah-olah engkau
berbicara dan berbagi kisah hidup kepada teman dekat. Tulis sebisa mungkin kamu
bisa menulis. Tulis sampai kamu benar-benar mampu mengeluarkan semua
cerita-cerita kamu selama di dunia ini.
Kita
hanya tinggal tekun dan terus meningkatkan mutu tulisan kita di tahun-tahun berikutnya.
Saya kira jika kamu tidak mampu menulis serius, maka belilah buku ini
setidaknya ini nanti jadi pelajaran menulis dengan menggunakan blog. Pembaca
pasti senang dan tertawa dengan membaca buku tersebut karena secara nalar, saya menemukan ia menyampaikan seolah-olah ia sedang berstand up comedy dalam catatan hariannya itu yang kini sudah diterbitkan menjadi buku laris di pasaran.
Bahasa yang digunakan penulisnya adalah bahasa gaul yang kebanyakan diminati para
remaja.
Jadi,
jika kita seringkali kesulitan membaca buku yang kadang bikin kening kita
berkerut, maka buku ini cocok buat kamu baca. Selamat mencoba !
Fendi
Chovi, blogger
Dika,
Raditya. 2005. Kambing Jantan : sebuah catatan pelajar bodoh”. Gagas Media :
Jakarta.
No comments:
Post a Comment