Aku tulis saja
di sini tentang aku dan impian terbesarku.
Kamu tahu tidak.
Aku sekarang seperti kesepian di landa hari-hari yang tidak menentu. Aku hanya
ingin mengatakan kepadamu. Aku belajar ikhlas karenamu. Aku sudah pernah bilang
kepadamu. Aku mencintaimu. Itu saja. Dan kamu hanya perlu mengingatnya dan
meski kamu mungkin tidak perlu untuk merasakan itu juga. Aku kira aku tidak
ingin memaksamu. Karena sejauh ini, aku kira kamu juga menyimpan rasa untukku. Itu
sudah cukup membuatku bahagia.
Gadis manis. Beberapa
hari yang lalu, aku pernah bercerita kepada senior terbaikku. Bercerita tentang
hati dan masa depan. Mungkin aku nanti juga perlu untuk mengejar S2 aku, meski
aku tidak punya rencana muluk-muluk tentang itu semua.
Impianku hanya
ingin jadi jurnalis dan menulis banyak buku, bisa jalan-jalan ke berbagai
daerah atau mengelilingi dunia. Itu impianku.
Gadis yang
manis.
Aku berharap
jika kelak aku adalah milikmu. Terima aku apa adanya. Aku yang pendiam,
pemurung dan sesekali bersikap egois kepada diriku sendiri. Aku berharap aku
masih bisa membaca buku jika nanti aku bisa bersanding denganmu. Itu saja.
Aku juga pernah
ditanya oleh teman-temanku. Siapa gadis yang kamu sukai? Aku jujur bahwa aku
bilanag banyak mengagumi gadis, tapi hanya kamu saja yang bisa bikin aku lebih
baik dalam menyikapi kehidupanku ini. Aku tidak pernah menyebut namamu kepada
siapapun. Itu aku lakukan karena aku tahu bahwa tidak baik menceritakan namamu
kepada siapapun termasuk kepada orang-orang yang selalu ingin tahu tentang
kamu. Aku kadang tidak jujur kepada teman-temanku, tentang siapa gadis yang aku
sukai. Aku tidak jujur karena jujur kepada mereka tidak terlalu penting. Mungkin
mereka selalu bilang siap untuk mendukung aku habis-habisan jika aku memberikan
informasi tentang gadis yang aku sukai. Untuk sementara namamu masih aman dan
masih aku rahasiakan untuk beberapa orang, mungkin ada yang tahu dua atau satu
orang. Itu saja.
Kita adalah
sepasang pemimpi yang bisa bermimpi apa saja. Kita adalah sepasang pemimpi yang
mungkin akan terlupakan oleh mimpi kita sendiri. Aku terlupakan oleh
perjalananmu. Atau kamu yang terlupakan karena aku tergila-gila dengan mimpiku.
Tapi aku sadar. Hingga saat ini, aku terlalu berat untuk melupakan apapun tentang kamu. Itu saja.
No comments:
Post a Comment